Pemerinta Diminta Untuk Waspada Nilai Tukar Rupiah Ke Dollar Akan Mencapai Rp 15.000

Pemerinta Diminta Untuk Waspada Nilai Tukar Rupiah Ke Dollar Akan Mencapai Rp 15.000

Berita Nusantarapoker - Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal, telah memperkirakan depresiasi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih akan terus berlanjut. Bahkan, menurut dia, Rupiah dapat melemah mencapai Rp 15.000 per USD.

Walaupun demikian, pemerintah harus tetap waspada pelemahan Rupiah. Sebab, jika benar Rupiah turun ke level Rp 15.000 per USD, maka yang paling besar terdampak adalah psikologi pasar bersama masyarakat.

Sebab, pasar maupun masyarakat tentu akan membandingkan dengan depresiasi Rupiah di tahun 1998 yang juga mencapai Rp 15.000. Meski keadaan makro ekonomi saat ini amat berbeda, tetapi psikologi pasar maupun masyarakat akan tetap tergoncang.

Kita harus waspada terhadap faktor ekspektasi yang semakin liar ketika itu masuk ke level psikologis 15.000. Iya betul (seperti tahun 1998), tegasnya.

Dia memberitahukan depresiasi Rupiah ke Rp 15.000 tidak terlepas dari pengaruh eksternal, seperti faktor ekspektasi negatif terkait kondisi ekonomi Argentina bersama Turki sebagai sesama negara berkembang, yang sudah mengalami krisis.

Tekanan tersbeut semakin berat karena tampaknya The Fed akan menaikkan suku bunganya juga. Tetapi depresiasi Rupiah year to date masih berada di bawah 10%. Masih tergolong wajar walaupun harus waspada. Tekanan lain adalah dari current account deficit.

Sementara Peneliti INDEF, Bhima Yudhistira juga memprediksi rupiah masih akan melemah terhadap Dolar. Depresiasi Rupiah diperkirakan ada di kisaran Rp 14.650 hingga Rp 15.000.

Krisis mata uang di Argentina dikhawatirkan berdampak sistemik pada negara fragile five atau negara yang rentan terpapar guncangan global lainnya termasuk Indonesia. Soal krisis Argentina tersebut mempunyai kesamaan dengan Turki.

Walaupun demikian, menurut dia, kondisi makro ekonomi Indonesia masih jauh lebih sehat jika dibandingkan dengan kedua negara tersebut.

Beberapa indikator kesehatan moneter bersama fiskal Indonesia, Argentina dan Turki mempunyai beberapa kesamaan meskipun kondisi Indonesia sedikit lebih baik. Misalnya soal CAD Indonesia 3%, smntara Turki 5,9% dan Argentina 4,7%," imbuhnya.

Tiga negara tersbeut sama-sama menderita defisit transaksi berjalan. Kemudian dari sisi defisit anggaran Indonesia ditargetkan 2,2% pada tahun 2018 sementara Turki 2,8% dan Argentina 5,3%.